Pandemi virus corona atau biasa disebut Covid 19 memang belum usai. Omicron merupakan varian Covid 19 yang juga patut diwaspadai masyarakat. Gejala dari Omicron antara lain seperti batuk dan demam.
Dari sekian varian Omicron, varian BA.5 adalah varian bari dengan gejala yang berbeda dengan varian sebelumnya. Kehilangan penciuman dan sesak napas tidak lagi menjadi gejala utama dari Omicron BA.5 ini. Dilansir , Omicron varian BA.5 yang baru ini paling mendominasi saat ini.
Sakit tenggorokan masih menjadi gejala yang dominan dengan 53 persen kasus Omicron, sedangkan 34 persen orang dengan delta yang mengalami sakit tenggorokan. Selain itu, gejala lainnya seperti sakit kepala juga masih mendominasi gejala dari Omicron. Sakit kepala ini memiliki rasa sakit sedang hingga intens dengan sensasi tekanan atau terasa menusuk, lokasi nyeri berada di kedua sisi kepala dan berlangsung lebih dari tiga hari.
Adapun gejala yang cukup umum seperti hidung tersumbat dan batuk yang tidak berdahak. Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Omicron BA.5 ini lebih parah dari Omicron sebelumnya. Omicron BA.5 ini lebih menular yang berarti lebih banyak orang yang terinfeksi.
Saat Omicron BA.5 ini menyebar, banyak yang mengeluhkan sinus tersumbat yang sangat sakit hingga sakit tenggorokan parah. Dilansir dari (21/12/2021), menurut Dr Jennifer Lighter, ahli epidemiologi dan spesialis penyakit menular pediatrik di NYU Langone Health, mual selalu menjadi gejala umum Covid, termasuk dengan varian Omicron. Mual dan muntah sebagai gejala umum dari virus, namun hilangnya rasa dan bau lebih sedikit pada varian Omicron.
Satu penelitian menunjukkan bahwa 48 persen pasien yang terinfeksi strain SARS CoV 2 asli melaporkan kehilangan penciuman dan 41% melaporkan kehilangan rasa. Tetapi analisis wabah Omicron kecil di antara orang yang divaksinasi di Norwegia menemukan bahwa hanya 23% pasien yang melaporkan kehilangan rasa, dan hanya 12% yang melaporkan kehilangan penciuman.